Kamis, 05 Juni 2014

Sejarah Tari Topeng Jawa Timur

Topeng sebagai sarana pertunjukan kesenian sudah dimulai sejak jaman Mataram I pada abad IX Masehi, khususnya di lingkungan masyarakat “tradisi besar”, di kalangan keraton. Selanjutnya, dengan berpindahnya keraton dari Jawa Tengah ke Jawa Timur pada waktu pemerintahan raja Mpu Sindhok, kesenian topeng itu terbawa pula ke Jawa Timur. Kesenian ini lama kelamaan mulai dikenal di luar keraton, dan akhirnya menjadi milik rakyat. Tontonan ini dengan cepatnya meluas, menyebar ke berbagai pelosok daerah.
Di Jawa Timur, khususnya di Madura sejak lama juga sudah dikenal istilah topeng dhalang” (topeng dheleng). Diperkirakan pertunjukan ini sudah dikenal di Madura sejak abad XV – XVI.
Pertunjukan topeng memainkan karakter tokoh tertentu, baik yang halus, kasar, gagah, lembut, licik, buas, lucu, dan sebagainya. Pertunjukan ini selalu hidup, karena memainkan peranan dan watak dari tokoh tertentu. Hal ini pula yang menimbulkan dugaan bahwa pemunculan seorang tokoh tentulah harus didukung oleh hadirnya sebuah lakon yang didahului oleh lahirnya karya sastra.
Ada dugaan bahwa Kakawin Ramayana menjadi sumber lakon awal, sebab Kakawin Ramayana digubah pada jaman pemerintahan Raja Balitung, tahun 820- 832 Caka (898-910 Masehi).
Setelah pusat kerajaan berpindah ke Jawa Timur, muncul sumber baru seperti Mahabarata (Adiparwa dan seterusnya) yang digubah pada jaman pemerin­tahan Raja Dharmawangsateguh (913-938 Caka atau 991-1016 Masehi). Kemudian disusul oleh sastra Panji yang diperkirakan lahir pada jaman Kertanegara dari Singasari (1190-1214 Caka atau 1268-1292 Masehi).
Walaupun masih banyak karya-karya sastra lainnya di luar ketiga lakon tersebut, namun sampai sekarang lakon yang ditampilkan dalam permainan topeng dhalang di Jawa Timur, tidak pernah lepas dari ketiga epos, Ramayana, Mahabarata, dan Panji. Dalam perkembangannya, ternyata lakon Panji inilah yang paling dominan ditampilkan dalam pertunjukan topeng. Sementara lakon Ramayana dan Mahabarata lebih banyak ditampilkan dalam bentuk pertunjukan wayang wong yang tidak menggunakan topeng.

0 komentar:

Posting Komentar